Senin, 30 November 2015

BAB IV [Istilah-istilah Komunikasi dalam Al-Qur’an dan Hadist]


Lanjutan Ilmu Komunikasi Islam
By: Beli Handani
BAB IV [Istilah-istilah Komunikasi dalam Al-Qur’an dan Hadist]

A.    Pendahuluan
Disini penulis mengelompokkan empat jeni pesan, pertama jenis pesan. Kedua kekuatan pesan, ketiga metode menyampaikan pesan, dan keempat manfaat pesan. Dari pengelompokan diatas dapat kkita susun baha jenis pesan adalah lafadz, qaul, kalam, dan nuthq. Naba’, kkhabar dan hadis masuk kedalam kategori kekuatan pesan. Adapaun hiwar, jidal, bayan, tadzkir, tabsyir, indzar, wa’adz, dakwah, ta’aruf, tawasi, tabligh, irsyad termsuk metode menyampaikan peasan. Hasil dari penyampaian dengan metode-metode diatas akan berdampak kepada manfaat pesan.
B.     Jenis Pesan
Pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Menurut Deddy Mulyana pesan adalah seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Didalam KBBI pesan adalah amanat yang disampaikan lewat orang lain, perintah, atau nasihat yang tidak langsung atau memuali perantaraan.
Simbol bahsa verbal adalah kata, baik yang terucap maupun yang tertulis. Adapun nonvebal adalah pesan nonlinguistik yang diisyaratkan oleh anggota tubuh untuk menunjukkan sikap dan penampilan.
1.      Pesan Verbal
Ada tiga istila dalam Al-Qur’an yaitu, lafdz, qaul, dan kalimat.
a)      Lafdz
Makna dalam bahasa arab, kata lafadz adalah melempar. Dan disebut lafdz karena bunyi yang kita keluarkan dari mulut ibarat bunyi atau simbol yang kita lemapar dari mulut. Lafdz juga dapat dipahami sebagai pesan paling sederhana yang keluar dari lisan seseorang yang dapat dipahami maknanya.
b)      Qaul
Dalam bahasa Indonesia qaul artinya kata. Menurut Ibnu Mandzur qaul adalah lafdz yang diucapkan oleh lisan baik maknanya sempurna ataupun tidak. Maknanya bisa dikatakan bahwa qaul adalah kata atau bisa juga kalimat. Qaul, selain mengandung makna juga ucapan yang diucapkan oleh pembicara adalah karena keinginanya sendiri.
Qaul dalam Al-Qur’an maksudnya didalam Al-Qur’an cukup banyak ditemukan ayat yang menggunakan istilah qaul.
1)      Qaulan Ma’rufan adalah lafdz atau ungkapan yang baik, ramah, tidak kasar, tidak menyinggung perasaan orang, tidak kotor, dan tidak mengundang nafsu orang yang mendengarkannya untuk berbuat jahat. Qaulan Ma’rupan terdapat didalam Q.S. Al-Baqarah (2): 235.
2)      Qaulan Kariman adalah perkataan atau ungkapan yang indahdan penuh dengan adab sehingga orang yang diajak bicara merasa bahagia, dihormati, dan dimuliakan. Qaulan Kariman didalam Al-Qur’an terdapat dalam di Q.S. Al-Israa (17): 23.
3)      Qaulan maysuran adalah yang menyenangkan, memberikan harapan kepada orang dan tidak menutup peluang mereka untuk mendapatkan kebaikan. Dan pda ungkapn ini bisa berupa janji dan penolakan secara halus. Qaulan Maysuran terdapat dalam Q.S. Al-Israa (17): 28.
4)      Qaulan Balighan  adalah perkataan atau ungkapan yang samapai kepada maksud, berpengaruh dan berbekas kepada jiwa. Uangkapan ini terdapat dalam Q.S. An-Nisa (4): 63.
5)      Qaulan Layinan adalah ungpan yang lemah lembut, cara berkomunikasi secara lunak, tidak memvonis, ,emegingatkan tentang sesuatu yang disepakati seperti kematian, dan memnaggilnya dengan panggilan yang disukai. Qaulan Layinan merupakan strategi untuk menakhlukan hati yang keras dengan perkataan yang lemah lembut. Ungkapan ini terdapat didalam Q.S. Thaha (20):44.
6)      Qaulan Sadidan adalah perkataan atau ungkapan yang benar. Ungkapan ini terdapat didalam Q.S. An-Nisa (4): 9 dan Q.S. Al-Ahzab (33): 70-71.
7)      Qaulan Tsaqilan adalah perkataan yang berat. Berat dalam arti segi makna. Misalnya makan Al-Qur’an, Al-Hadist dan peribahasa yang perlu waktu untuk memahaminya. Ungkap ini terdapat dalam Q.S. Al-Muzzammil (73): 5.
8)      Qaulan Adziman adalah perkataan yang besar. Besar maksudnya menimbulkan dampak kerusakan yang besar buat orang yang mengucapkannya dan bagi orang yang menerima dan mengonsumsinya. Ungkapan ini disebutkan dalam Q.S. Al-Israa (17): 40.
9)      Ahsanul Qaulan adalah ungkapan atau perkataan yang paling baik, perkataan ini adalah seruan untuk beriman kepada Allah, beramal Saleh, dan menyatakan diri sebagai seorang yang tunduk dengan aturan Allah SWT. Ungkapan inin terdaat didalam Q.S. Fushshilat (41): 33.
Dari kesembilan qaulan diatas adalah sifat yang di gandeng Allah yang mengisyaratkan bahwa pesan yang diungkapkan lewat simbol kata memiliki kekuatan dasyat pada diri komunikasi dan memiliki efek psikologis bagi mereka.
c)      Kalimat
Dalam bahasa Arabkalimat adalah senyawa dari dua unsur, yaitu Lafdz dan Ifadah. Ifadah artinya mengandung makna. Jadi, kalimat adalah susuan lafdz yang mengandung makna sempurna. Cakupan kalimat lebih besar atau luas dari pada qaul.
Kalimat dalam Al-Qur’an;
1)      Kalimatullah adalah kalimat Allah, kalimatullah jiga memiliki arti agama Allah, hukum allah, Syariat allah dan segala hal yang bersumber dari allah baik perintah maupun larangan. Istilah ini dapat ditemukan di Al-Qur’an dalam Q.S. At-Taubah (9) ayat 40.
2)      Kalimat Alladzina Kafaru adalah kalamat orang-orang yang mengingkari kebenaran. Ungkapan ini terdapat didalam Al-Qur’an Q.S. At-Taubah (9) ayat 40.
3)      Kalimatun Sawa’ secara bahasa artinya kalimat yang sama. Dan Imam Thabari mengatakan bahwa kalimatun Sawa’ adalah kalimat yang adil, maksudnya yang berdiri ditengah dan disepakati oleh kalangan intelektuak yang objektif dari hasil penelitian yang akurat tentang sesuatuu. Kaliamtum Sawa’ adalah upaya untuk mencari titik temu sebanyak-banyakknya, karena persamaan jauh lebiih banyak dari perbedaann.
4)      Kalimat Al-Kufr adalah kalimat yangg mengandung makna pengingkaran terhadap kebenaran, atau mengandung unsur pelecehan terhadapnilai-nilai kebenaran dan orang-orang yang membawa nilai kebenaran. Ugkapan ini terdapat dalam Q.S. At-Taubah (9) ayat 74.
5)      Kalimat Al-Taqwa adalah kalimat yang berfungsi melindungi. Ungkapan ini disebutkan dalam Q.S. Al-Fath (48) ayat 26.
6)      Kalimat Al-Thayyibah berasal dari kata thaba yang artinya enak, bersih, dan tumbuh. Ungkapan ini disebutkan dalam Q.S. Imbran (14) ayat 24. Kalimat yang baik memiliki pengaruh yang kuat serta menghunjam kedalam jiwa, selain itu kalimat Thayyibah juga enak didengar, tiidak kotor, produktif dan menumbuhkan semangat orang yang mendengarkannya untuk melakuakn pa yang dia dengar dan baca.
7)      Kalimat Al-Khabitsah adalah kalimat yang buruk, jelek, kotor, hina, rusak, dan rendah. Ungkapan ini terdapat dalam Q.S. Imbran (14) ayat 26.
2.      Pesan Nonverbal.
Yang dibahas didalam al-Qur’n termasuk dalam bahsa atau nonverbal adalah makna isyarat mata, wajah, tangan, kaki, gerakan tubuh, bibir, kepala dan sebagainya. Bisa dikatakan bahwa isyarat tentang pesan nonverbal dalam Al-Qur’an meliputi isyarat dari ujung kepala sampai ujung kaki.

C.    Kekuatan Pesan
Pesan yang memiliki kekuatan serta berdampak luas, dan pesan yang biasa saja, tidak terlalu berdampak besar, dan kadang-kadang dianggap oleh pendengar atau pembacanya seperti angin lalu dan bangai mana orang lain menanggapinya terganrung dari kekuatan dari pesan itu.
Kekuatan pesan didalam Al-Qur’an memiliki pengaruh luas dan pesan tersebut salah satunya adalah naba’.
1.      Naba’
a)      Kata Naba’ dalam Al-Qur’an
Al-Naba’ didalam Q.S. An-Naba’ (79) ayat 2 artinya adalah berita, tetapi bukan sekedar berita tetapi berita besar. 
b)      Naba’ dan Urgensi Pesan
Didalam kitab Taj Al-‘Arus, kata Naba’ dan Khabar  memiliki arti yang sama, tetapi sebagian yang lain mengatakan bahwa keduanya berbeda. Al-Manawi mengatakan bahwa naba’ artinya khabar yang memiliki manfaat  yang besar yang bisa menghasilkan kulaitas berita sampai derajat ilmu  (akurat) atau ghalabat al-dzann (kemungkinan benarnta lebih besar). Dan menurutnya bahwa naba bebas dari berita yang dusta. Naba’ juga menyisaratkan makna bahwa berita yangg disebut dengan naba’ aalah berita dari sumber utama kepada orang yang belm tahu tentang informasi.
2.      Khabar
Khabar dalam bahasa Indonesia diartikan dengan kabar ataiu berita. Disatu sisi khabar sama artinya dengan naba’. Ditempat yang lain sama artinya antara khabar dan naba, tetapi disisi lain memiliki arti yang berbeda. Khabar adalah berita yang dipindahkan dari orang lain dan bisa juga bersumber dari diri sendiri dan mengandung dua kemungkinan, benar atau salah. Diantara ayat yang mengandung akar kata khabar adalah Az-Zalzalah (99) ayat 4.
3.      Hadist
Menurut kamus bahasa Arab berarti berita  atau baru. Ungkapan ini disebut dalam Al-Qur’an dibebepa tempat, seperti Q.S. Al-Kahf ayat 6, Q.S. Luqman ayat 6, Q.S. Az-Zumar ayat 23, Q.S. An-Najm ayat 59, Q.S. Al-Wqi’ah ayat 81, Q.S. Al-Qalam ayat 44, Q.S. Yusuf ayat 111, dan Q.S. At-Tahrim ayat 3. Makna kata Hadist menunjukan bahwa berita (hadis) yang bersumber dari Allah tidak mungkin diragukan kebenarannya dan selalu up to date. Hadis adalah berita baru yang biasanya bersumber dari orang yang membawa berita.
Shidq dan Kadzib bisa terjadi pada ketiga jenis pesa di atas, adapun sumber berita dari yang lain tetap tunduk kepad kaidahh benar dan dusta.
-          Shidq artinya perkataannya diterima, karena antara pernyataan yang dikeluarkan dengan realisasinya sama. (pernyataan benar).
-          Kadzib artinya adalah lawan dari Shidq, yaitu berita berasal dari sumber tetapi sesuai dengan kenyataannya yang membaut orang yang mendengarkannya bisa memercayainya meskipun kenyataanya adalah salah.

D.    Metode Menyampaikan Pesan
1.      Hiwar
 Hiwar menurut bahasa artinya pembicaraan yang berlangsung diantara dua orang atau lebih. Secara umum Hiwar adalah diskusi yang berlangsung antara dua pihak atau lebih yang bertujuan lemuruskan pandangan, manampilkan hujah, menetapkan kebenaran,  menghilangkan subhah (keragu-raguan), dan mengembalikan orang yang slah pemahamannya kepada kebenaran.
Kata hiwar banyak ditemukan didalam Al-Qur’an Q.S. Al_kahfi (18) ayat 34. Inti dari Hiwar adalah saling membantu diantara para pihak untuk mencari hakikat kebenaran. Hiwar adalah salah satu metode dalam komunikasi yang sangat efektif untuk mencari solusi dari perbedaan-perbedaan yang tidak bisa di hindarkan.
2.      Jidal
Jidal menurut bahasa berarti memintal benang, jidal adalah upaya untuk merajut pendapat-pendapat yang berseberangan seperti merajut benang-benang yang kusut. Kata jidal29 kali disebutkan dalam Al-Qur’an.
Secara umum kata jidal mengandung makna agak negatif, karena memiliki kecendrungan untuk memenangkan keinginannya bukan untuk mencari kebenaran. Jidal adlah salah satu metode dalam komunikasi untuk mempertahankan pendapat atau membuat pendapat yang kita yakini kebenarannya unggul dibandingkan pendapat lainnya.
3.      Bayan
Kata bayan dalam jenisnya disebutkanbanyak sekali dalam Al-Qur’an. Secara bahasa bayan artinya menjelaskam tujuan dengan pilihan kata yang paling tepat. Al-Jurjani mengatakan bahwa bayan artinya menjelaskan maksud kepada orang yang mendengar. Didalam komunikasi yang paling utama adalah menjelaskan sesuatu sehingga apa yang dikmaksudkan oleh pembicara dipahami secara jelas oleh pendengar.
4.      Tadzikir
Tadzikir berasal dari kata dzakara yang berarti mengingat. Ketika bangun katanya menjadi dzakkkara-tadzikir artinya berubah menjadi mengingatkan atau memberikan peringatan. Kata tadzkir dan tadzakkur dalam berbagai bentuknya disebutkan dibeberapa tempat di Al-Qur’an diantaranya didalam surah Al-an’am ayat 70, Ar-Ra’d ayat 17, Ibrahim ayat 5, Thaha ayat 44, Fathir ayat 37, Az-zumar ayat 9, Ghafir ayat 13, Al-Dzariyat ayat 49, Al-Naziat ayat 35, Al-A’la ayat 9 dan 10, Al-Ghasyiyah ayat 21, dan Al-Fajr ayat 23. Kata yang banyak ditemui dalam kata dzikr.
Ayat-ayat diatas juga memberikan informasi kepada kita bahwa manusia memiliki kecendrungan lalai mengambil peringatan dini dan lupa dengan hakikat diri, karena itu diperlukan orang yang mengingatkan. Dengan adanya mengingatjan (muzakir), maka akan ada orang yang dapat mengambil pelajaran atau peringatan (tadzakkur), dan akan melahirkan orang-orang yang selalu zikir.
5.      Tabligh
Kata dasar tabligh adalah balagha. Kata ini secara umum berarti selesai, berakhir atau sampai, yang bisa digunakan untuk tempat, masa, atau sesuatu yang abstrak. Ketika bentuk kata balagha menjadi ballaga artinya berubah menjadi menyampaikan. Ballagha berati upaya dari seorang pembicara atau pemberi isyarat untuk menyampaikan peasan atau maksud kepada pendengar atau orang yang diajak bicara.
Diantaranya tujuan komunikasiadalah menyampaikan maksud dan keinginan kepada orang lain sehingga maksud dan keinginan kita sampai dan dipahami sesuai dengan apa yang kita maksudkan. Salah satu gelar yang melekat pada Nabi Muhammad SAW adalah muballigh, kata ini menunjukkan tuga tabligh adalah melekat dengan beliau. Rasulullah SAW sebagai mubaligh bertugas untuk menyampaikan pesan yang berupa wahyu dari Allah SWT kepada seluruh dunia. Tugas beliau ini dituangkan didalam Al-Qur’an disurah Al-maidah ayat 67.
6.      Tabsyir
Diantara metode menyampaikan pesan adalah dengan tabsyir. Tabsyir berasal dari kata busyra dan bisyarah yang artinya adalah bahagia dan gembira. Sedangkan kata tabsyir artinya adalah menyampaikan kabar bahafia dan gembira. Busrya (kabar gembira) pada dasarnya merupakan pesan khusus buat orang-orang yang sukses atau sedang menelusuri jaln-jalan kesuksesan. Tujuan dari busyra adalah memberikan motivasi kepada orang-orang yang baik agar bertahan dalam kebaikan atau semakin bersemangat meningkatkan kualitas kebaikannya.
Metode ini membuat para sahabat Nabi termotivasi untuk memanfaatkan segenap potensi yang mereka miliki untuk berlomba-lomba melakukan kebaikan-kebaikan.
7.      Indzar
Salah satu metode untuk menumbuhkan rasa takut kedalam hati manusia adalah indzar. Indzar secara bahasa berarti menyampaikan pesan dengan cara mengingatkan yang bertujuan untuk menumbuhan rasa tajut dan kehati-hatian, baikuntuk diri komunikator maaupun komunikan. Indzar selalu terkait dengan mengingat orang untuk tidak melakukan perbuatan yang merugikan mereka dimasa depannya, baik dunia maupun akhirat.
Metode yang sering dipakai oleh Al-qur’an untuk menyampaikan indzar diantaranya adalah dengan menampilkan kisah umat sebelum Nabi Muhammad yang dibinasakan oleh Allah akibat keingkaran mereka terhadap perintah Allah. Tujuannya untuk mengingatkan manusia agar tidak mengulangi perbuatan generasi terdahulu agar mereka tidak mengalami seperti apa yang telah mereka alami. Metode ini berhasil menumbuhkan kesadaran para sahabat Rasulullah untuk melakukan antisipasi terhadap perbuatan yang akan merugikan mereka kedepan sekaligus menumbuhkan rasa takut untuk melakukan pelanggaran hukum.
8.      Ta’aruf
Ta’aruf secara bahasa berasal dari kata ‘arafa yang berarti tahu atau kenal. Tahu atau kenal disini artinya mengetahui dan mengenal suatu dengan tanda-tanda yang membuatnya bisa membedakan antara satu dengan lainnya. Ketika berubah menjadi ta’aruf, maka kata ini bermakna saling mengetahui atau mengenal tanda-tanda atau ciri-ciri orang, baik lewat nama, cara berbicara, watak dan karakter, dan berbagai aspek lainnya. Karena saling mengenal adalah satu tuntutan hidup manusia sebagai makhluk sosial.
9.      Tawashi
Tawashi berasal dari kata wasiat yang secara bahasa artinya bersambung. Kata wasiat dalam Al-Qur’an secara umum dapat dikategorikan dalam dua kelompok makan. Kelompok pertama, wasiat dalam arti menyampaikan pesan berharga. Dan kedua, wasiat dalam arti menyampaikan pesan terkait dengan harta.
Bentuk lain dari wasiat adalah tawashi, yaitu saling memberikan wasiat dengan sesama. Tawashi adalah salah satu bentuk komunikasi yang menghubungkan orang-orang terdekat dan orang-orang khusus, sehingga terjalin suasana hati yang lebih dekat dan akrab. Saling memberikan wasiat adalah salah satu perbuatan mulia yang mampu mendongkrak kualitas hidup manusia. Tema tawashi secara garis besar adalh tentang kebenaran tawashau bi al-haqq) dan ke-sabaran (tawashau bi al-shabr) dan sampaikan dengan kelembuuutan dan kasih sayang (wa tawa-shau bi al-marhamah).
10.  Nasihat
Nasihat menurut bahasa artinya murni, jernih, bersih, tanpa noda. Menurut Ibnu Al-Atsir, nasihat merupakan untaian kata yang diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harap-an orang  yang diberi nasihat bertambah baik. Tujuan dibalik nsohat adalah agar orang yang mendapatkan nasihat dapat mengambil manfaat dan memetik buahnya. Didalam nasihat ada nasihat ada suasana keakraban dan kecintaan, dan oerasaan senasib, ada rasa empati.
Pemberian nasihat harus memiliki kalimat yang mengesankan, memiliki waktu yang tepat, dan memiliki tempat yang diberi nasihat. Nasihat adalah salah satu bentuk komunikasi yang berdampak positif buat yang memberikan nasihat maupun yang diberi nasihat.pemberi nasihat akan semakin dekat dengan allah dengan kata-kata yang diucapkannya, sedangkan yang diberi nasihat akan mengubah sikap dan perilaku negatifnya sehingga menjadi bersih kembali setelah sempat ternoda.
11.  Irsyad
Irsyad berasal dari rasyada, artinya mencari petunjuk ke jalan yang lurus lawan dari kata sesat. Irsyad artinya proses membantu seorang dalam mengatasi permasalahan pribadinya dengan mengarahkan dirinya untuk mengatasi masalah dirinya sendiri. Dari kedua maka tersebut dapat dikatakan bahwa irsyad artinya ialah menunjukan jalan yang lurus dan membimbing orang yang tersesat untuk kembali ke jalan yang lurus dengan maksimalkan potensi yang ada pada orang yang dibimbing.
Irsyad didunia modern sudah menjadi disiplin ilmu mandiri dan disebutkan dengan ilmu konseling. Dalam dunia konseling, komunikasi tidak bisa dihondari, karena konseling tidak akan bisa menghindari kontak antara konselor dan kliennya. Dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan landasan bagi berlangsungnya konseling.
12.  Wa ‘dz atau Mau’idzah
Al-Jurjani mendefenisikan wa’dz sebagai al-tadzkir bi al-khair fima yariqqu lalu al-qalb (mengingatkan tentang kebaikan yang membuat hati menjadi lembut). Pesan terbaik yang disampaikan lewat metode wa’adz atau mau’idzah adalah tentang amr (perintah) Allah dan nahi (larangan) Allah. Waadz atau mau’idzah adalah jenis komunikasi unag betujuan untuk melunakan hati yang mendengarkannya. Lunaknya hati terefleksi pada linangan air mata, goncangannya dada sat mendengar pesan, dan munculnya tekad untuk berubah.
13.  Idkhal Al-Surur
Membahagiakan orang lain adalah perintah Islam terhadap umatnya, baik dengan kata maupun perbuatan. Membahagiakan orang lain dalam istilah Rasulullah SAW disebut idkhal al-surur.banyak cara membahagiakan sesama, diantatranya dengan mengucapkan selat atas kesuksesan yang diraih oleh teman, mengucapkan belasungkawa dan turut berduka atas musibah yang menimpa saudara kita, meringankan beban saudara kita, atau menebar senyum dan wajah ceria saat bertemu,  meringankan beban audara saat kesusahan dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar